Buktikan Bahwa Kita Umat Muhammad ﷺ

Oleh: Ustadz Wira Bachrun Al Bankawy حَفِظَهُ اللهُ

 

Banyak orang yang mengaku sebagai ummat Muhammad . Akan tetapi mereka lupa atau lalai bahwa Rasulullah memiliki hak-hak yang harus mereka tunaikan. Bahkan hak beliau adalah hak makhluk yang paling pertama dan utama yang harus ditunaikan setelah hak Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. 

Oleh karena itu melalui artikel ringkas ini kita akan coba ingatkan apa saja hak Rasulullah yang hendaknya kita tunaikan: 

1.   Sudahkah kita lebih mencintai diri beliau daripada diri anda sendiri?

Hak beliau yang pertama, adalah hendaknya kita mencintai diri beliau lebih daripada siapa pun. Lebih dari kedua orang tua kita, lebih daripada anak-anak istri kita, bahkan lebih daripada kecintaan kepada diri kita sendiri. 

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman, 

قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik’.” [QS. at-Taubah(9): 24] 

Dari shahabat Anas bin Malik رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, Nabi bersabda, 

«لاَ يؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya, dan semua manusia.” [HR. al-Bukhari dan Muslim] 

2.   Sudahkah kita menaati perintah beliau?

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman, 

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).” [QS. al-Anfaal(8): 20] 

Nabi bersabda, 

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى" فقيل: ومن يأبى يا رسول الله؟ قال: "من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني دخل النار

“Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali siapa yang enggan.” Maka dikatakan, “Siapa yang enggan wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Barangsiapa yang menaati aku, maka dia akan masuk ke dalam surga. Barangsiapa yang durhaka kepadaku maka dia akan masuk ke dalam neraka.” [HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah رَضِيَ اللهُ عَنْهُ] 

3.   Sudahkah kita membenarkan apa yang beliau kabarkan?

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman, 

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [QS. an-Najm(53): 3-4] 

4.   Sudahkah kita lebih memegang ucapan beliau dari ucapan yang selain beliau?

Sudahkah ucapan Rasulullah ﷺ lebih Anda muliakan dan lebih Anda junjung tinggi daripada ucapan yang lain. Baik itu ucapan para ulama, kiai, ustadz dan para pemuka agama lainnya. Kalau ada ucapan mereka ini yang bertentangan dengan hadits Rasulullah , maka hendaknya yang kita pegang ucapan Rasulullah , bukan ucapan mereka. 

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman, 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” [QS. al-Hujurat(49): 1] 

Al Imam Malik رَحِمَهُ اللهُ  pernah mengatakan, 

كُلُّ اَحَدٍ يُؤْخَذُ مِنْ كَلاَمِهِ وَيـُرَدُّ عَلَـيْهِ اِلاَّ صَاحِبَ هذَا اْلقَبْرِ

“Setiap orang itu ucapannya bisa diambil atau ditolak, kecuali perkataan penghuni kuburan ini..” kata beliau sambil menunjuk kuburan Rasulullah . 

5.   Sudahkah kita menjauhi segala apa yang beliau larang?

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman, 

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” [QS. al-Hasyr(59): 7] 

6.   Sudahkah kita beribadah hanya di atas tuntunan beliau?

Di dalam hadits Malik bin Al Huwairits رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, Rasulullah bersabda tentang wajibnya shalat sebagaimana tuntunan beliau, 

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” [HR. al-Bukhari] 

Demikian juga di dalam ibadah haji, beliau bersabda, 

خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ 

“Ambillah dariku tuntunan manasik haji kalian.” [HR. Muslim] 

Peribadahan yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah , akan ditolak dan tidak diterima oleh Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Rasulullah bersabda, 

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa yang mengamalkan sesuatu yang tidak kami perintahkan, maka perkara itu akan tertolak.” [HR. al-Bukhari dan Muslim] 

7.   Sudahkah kita meneladani akhlaq beliau?

Dalam keadaan beliau adalah sebaik-baik teladan. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman, 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang berharap kepada Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” [QS. al-Ahzab(33): 21] 

8.   Sudahkah kita memperbanyak shalawat kepada beliau?

Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى telah memerintahkan kita untuk bershalawat kepada nabi-Nya. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman, 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat ke atas nabi, maka wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah atas dirinya dan ucapkan salam penghormatan kepadanya.” [QS. al-Ahzab(33): 56] 

Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, bahwa Nabi naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin.” 

Para shahabat bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa engkau mengatakan perkara tersebut?" 

Nabi bersabda, “Jibril berkata kepadaku, 'Celaka seorang hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!' Maka kukatakan, 'Amin.'" 

Kemudian Jibril berkata lagi, 'Celaka seorang hamba yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!' Maka aku katakan, 'Amin'. 

Kemudian Jibril berkata, 'Wahai Muhammad, celaka seseorang yang jika disebut namamu namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!'  Maka kukatakan, 'Amin.” [HR. al-Bukhari dalam Adabul Mufrad. Asy-Syaikh al-Albani mengatakan bahwa haditsnya hasan shahih] 

Saudaraku, jika kita umat Muhammad maka buktikanlah! 

Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى memberikan hidayah dan taufiq kepada kita untuk menunaikan hak Rasulullah . Dan semoga Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى menjadikan diri kita termasuk golongan yang mendapatkan syafaat beliau kelak di hari kiamat. 

. وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين ...

 

Surabaya, 12 Rabiul Awwal 1438 H - 12/12/2016 

Referensi:

Dikutip dari akun FB beliau.

Komentar